Tugas 3 RK

 Tugas Rekayasa Kebutuhan 3 : MCAS

    Tanggal 29 Oktober 2018 terjadi kecelakaan Lion Air dengan nomor penerbangan JT- 610, rute Jakarta-Pangkal Pinang. Lima bulan setelahnya pesawat dengan jenis yang sama, Boeing 737 MAX, pada maskapai penerbangan Ethiopian Airlines mengalami kecelakaan yang sama sesaat setelah take-off. Lalu apa penyebab kedua kecelakaan yang menggemparkan dunia penerbangan ini?

Boeing 737 Max


 

  Pesawat ini merupakan generasi keempat Boeing 737. Pesawat ini dibuat untuk menyaingi saingannya pada pesawat Airbus A320neo. Airbus A320neo memiliki keunggulan dibanding Boeing 737 generasi ketiga. Seperti efisiensi bahan bakar yang lebih baik, pengurangan jumlah bobot pesawat, dan kabin pesawat yang baru. Boeing merasa tertinggal dengan Airbus dikarenakan apabila mendesign pesawat baru maka akan memakan waktu yang sangat lama. Sehingga boeing memutuskan dengan memperbarui mesin mereka pada Boeing 737max ini. Dikarenakan mesin yang lebih besar dari sebelumnya maka peletakan mesin ini terletak lebih maju dan sedikit naik daripada seri sebelumnya. Keputusan desain ini berakibat pada munculnya kemungkinan stalling pada pesawat ini. Sehingga Boeing memutuskan memasang sebuah teknologi yang bernama MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) yang diklaim tidak memerlukan pelatihan tambahan bagi pilot yang sebelumnya pernah mengemudikan Boeing 737 seri sebelumnya, hal ini dikarenakan biaya pelatihan pilot untuk mencoba seri pesawat baru sangat mahal. Tapi apa itu teknologi MCAS?

MCAS ( Maneuvering Characteristics Augmentation System)

 

    Sistem MCAS adalah solusi Boeing dalam mengatasi permasalahan di atas. MCAS ini membuat sistem otomatis yang mengkompensasi gerakan pitch (dongakan hidung pesawat), agar dapat membantu pilot menurunkan hidung pesawat, apabila angle of attack terlalu besar saat terbang manual. Angle of attack yang terlalu besar inilah yang berisiko membuat pesawat stall. Fitur otomatis ini (MCAS), tetap aktif meski pesawat terbang dalam kondisi manual (Autopilot Off). Sistem MCAS akan menurunkan hidung pesawat dengan cara mengatur roda penyesuaian (trim) agar horizontal stabilizer (sayap kecil di ekor pesawat) berputar, membuat hidung pesawat turun. MCAS akan menggerakkan horizontal stabilizer ke atas sebesar 0,27 derajat per detik. Sudut terbesar yang bisa dibuat adalah 2,5 derajat yang membutuhkan waktu 9,26 detik. Sistem ini baru akan non-aktif saat angle of attack mengecil, atau pilot meng-override (mengambil alih kendali) dengan cara manual trim.

Kelemahan Sistem MCAS

    Permasalahan sistem ini dapat ditarik sampai ke produksi Boeing. Dimana banyak kelemahan sistem, keamanan, dan ketidaksiapan desain yang disembunyikan kepada federasi FAA dalam hasil temuan penyelidikan kedua kecelakaan ini. Pada suatu perhitungan apabila sistem MCAS ini mengalami kendala maka pilot hanya diberikan waktu 10 detik untuk memulihkan atau mematikan sistem demi menyelamatkan pesawat, apabila lebih dari itu maka pesawat dipastikan akan kecelakaan. Klaim Boeing atas tidak perlunya pelatihan pilot dalam mengikuti pelatihan memperparah keadaan. Bahkan pilotpun tidak mengetahui teknologi MCAS tadi ada di pesawatnya apalagi cara memperbaiki jika terdapat error pada teknologi MCAS ini.

Selain itu MCAS ini hanya membaca pada satu sensor saja yaitu the-angle-of-attack sensor. Jika sistem itu terjadi malfungsi maka teknologi MCAS akan membaca data yang salah dan dapat mengakibatkan kecelakaan.

Referensi

Comments

Popular posts from this blog

Tugas 2 PBKK

Tugas 3 PBKK

Game Pong dengan Basis Java